Kopi! minuman ekstase berkafein tinggi ini menempati peringkat 2 dunia, satu tingkat di bawah air putih dalam hal konsumsi. Tak kurang dari 2 juta orang peminum setiap harinya, membuat kopi menjadi komoditas utama terbesar ketiga dibawah, minyak bumi dan gas.
Karena kepopulerannya, tak mengherankan jika ada puluhan, bahkan ratusan jenis varietas baru yang ditemukan secara sengaja ataupun tidak bermunculan. Mulai dari yang dikenal dengan kopi Arabica, Yamen Mocha, Java, Oxaca, dll. Semua jenis varietas unggulan ini, berlomba – lomba memasok kopi, memenuhi tingginya tingkat permintaan dari berbagai negara di dunia.
Brasil, dikenal sebagai negara penghasil kopi terbesar di dunia. Negara ini memasok 2/3 atau sekitar 67.77 % dalam hal pengekspor kopi. Berikutnya adalah negara Kenya. Negara yang terletak di kawasan timur Afrika ini mengandalkan kopi sebagai komoditas utamanya.
Sedangkan Indonesia sendiri menurut data statistik FAO menempati urutan ke 3 , sebagai pemasok kopi dunia. Kebetulan, ada 3 jenis varietas unggulan negeri ini yang sangat terkenal dan diminati oleh para kafeinisme dunia, julukan yang diberikan kepada orang – orang penggemar minuman kopi.
Sedangkan bagi para penggemar Starbucks. Kedai kopi kenamaan dunia, yang memiliki tak kurang 100 outlet yang tersebar di tiap negara, pasti tidaklah asing dengan rasa kopi Sulawesi. ..Yup !! Kopi Sulawesi, yang lebih dikenal di luar negeri dengan sebutan Kopi Kampung ini digunakan oleh Star Buck sebagai bahan baku meracik ragam minuman mereka. Mulai dari Latte macchiato, Viennese roast, Hazelnut chereme, dll.
Saking tingginya permintaan dari jepang, Starbucks bahkan rela merogoh kocek mereka demi mematenkan kopi Sulawesi ini.
Sedangkan yang terakhir adalah Kopi Luwak.
Sebagian dari kita mungkin masih merasa asing dengan nama kopi ini, sebagian mungkin hanya mengetahuinya sebagai label kopi yang dijual di supermarket. Sebenarnya, seperti apakah kopi ini ? Mungkin, Kopi Luwak merupakan jenis kopi paling aneh di Indonesia, atau bahkan di dunia.
Mengapa ?
Karena proses pemetikan biji kopi Luwak sangat berbeda jauh dengan kopi – kopi lainya.
Kopi pada umumnya dipanen terlebih kemudian bijinya dipetik bila sudah matang. Sedangkan, proses pemetikan kopi Luwak, boleh dibilang agak sedikit menjijikan. Dimana bila biji kopi telah matang, para petani melepas Luwak ( sejenis musang atau civet ) untuk memakan biji – biji yang berjatuhan. Setelah itu mereka menunggu para Luwang tersebut membuang kotoran. Nah ! biji kopi yang keluar bersamaan dengan kotoran Luwak itulah yang diambil untuk diproses lebih lanjut.
Banyak kalangan yang menyangsikan cara fermentasi sepeti ini. Namun, para peneliti riset di Kanada membuktikan, bahwa kandungan protein yang ada di perut Luwak, membuat biji kopi berfermentasi dan matang lebih sempurna. Sehingga, rasa yang dihasilkan jauh lebih enak dan padat dibandingkan kopi – kopi yang lain.
Pernah ada seorang peneliti dari Inggris dating jauh – jauh menelusuri pelosok jawa hanya untuk membuktikan kebenaran mitos kopi Luwak. Namun, hingga satu bulan lamanya ia berkeliling Jawa, tak seorang pun yang dapat menunjukkan keberadaan kopi Luwak tersebut. Sehingga ia mengatakan bahwa mitos kopi Luwak tersebut hanyalah kebohongan belaka “ it’s a big Scam “. Namun, seperti kata pepatah. Anjing menggonggong khafilah berlalu, Kopi Luwak sudah masuk ke dalam daftar kopi paling dinikmati dan paling dicari. Harganya di pasaran dunia melambung tinggi. 635 U.S dollar harus dikeluarkan untuk mendapatkan 1 kg kopi Luwak. Di Amerika sendiri, untuk mencicipi kopi Luwak, kita harus merogoh kocek sebesar 50 U.S dollar, bila di kurs ke rupiah, harganya berkisar kurang lebih 400 – 500 ribu rupiah. HANYA UNTUK SATU CANGKIR ! itu setara dengan harga 2 ribs Toni Romas, yang sepiringnya bernilai 200 ribu. Angka yang fantastis hanya untuk meneguk secangkir kopi.
Kopi fenomenal ini bahkan sempat menjadi topic hangat di Amerika, dan masuk dalam acara Oprah Winfrey Show. Acara Realiti show Amerika yang dipandu Oprah ini ditonton tak kurang dari 4 juta orang setiap harinya.
Rasanya, bila berbicara tentang kopi Luwak, orang sudah tak lagi bicara soal mitos. Mitos ataupun bukan, Kopi Luwak asal Indonesia ini sudah TERLANJUR go-internasional, dan menyandang gelar sebagai kopi termahal dan teraneh di dunia.
Karena kepopulerannya, tak mengherankan jika ada puluhan, bahkan ratusan jenis varietas baru yang ditemukan secara sengaja ataupun tidak bermunculan. Mulai dari yang dikenal dengan kopi Arabica, Yamen Mocha, Java, Oxaca, dll. Semua jenis varietas unggulan ini, berlomba – lomba memasok kopi, memenuhi tingginya tingkat permintaan dari berbagai negara di dunia.
Brasil, dikenal sebagai negara penghasil kopi terbesar di dunia. Negara ini memasok 2/3 atau sekitar 67.77 % dalam hal pengekspor kopi. Berikutnya adalah negara Kenya. Negara yang terletak di kawasan timur Afrika ini mengandalkan kopi sebagai komoditas utamanya.
Sedangkan Indonesia sendiri menurut data statistik FAO menempati urutan ke 3 , sebagai pemasok kopi dunia. Kebetulan, ada 3 jenis varietas unggulan negeri ini yang sangat terkenal dan diminati oleh para kafeinisme dunia, julukan yang diberikan kepada orang – orang penggemar minuman kopi.
- Ke 3 jenis kopi tersebut dikenal dengan kopi Sumatra (Mandheling Lintong), Sulawesi, dan Luwak.
Sedangkan bagi para penggemar Starbucks. Kedai kopi kenamaan dunia, yang memiliki tak kurang 100 outlet yang tersebar di tiap negara, pasti tidaklah asing dengan rasa kopi Sulawesi. ..Yup !! Kopi Sulawesi, yang lebih dikenal di luar negeri dengan sebutan Kopi Kampung ini digunakan oleh Star Buck sebagai bahan baku meracik ragam minuman mereka. Mulai dari Latte macchiato, Viennese roast, Hazelnut chereme, dll.
Saking tingginya permintaan dari jepang, Starbucks bahkan rela merogoh kocek mereka demi mematenkan kopi Sulawesi ini.
Sedangkan yang terakhir adalah Kopi Luwak.
Sebagian dari kita mungkin masih merasa asing dengan nama kopi ini, sebagian mungkin hanya mengetahuinya sebagai label kopi yang dijual di supermarket. Sebenarnya, seperti apakah kopi ini ? Mungkin, Kopi Luwak merupakan jenis kopi paling aneh di Indonesia, atau bahkan di dunia.
Mengapa ?
Karena proses pemetikan biji kopi Luwak sangat berbeda jauh dengan kopi – kopi lainya.
Kopi pada umumnya dipanen terlebih kemudian bijinya dipetik bila sudah matang. Sedangkan, proses pemetikan kopi Luwak, boleh dibilang agak sedikit menjijikan. Dimana bila biji kopi telah matang, para petani melepas Luwak ( sejenis musang atau civet ) untuk memakan biji – biji yang berjatuhan. Setelah itu mereka menunggu para Luwang tersebut membuang kotoran. Nah ! biji kopi yang keluar bersamaan dengan kotoran Luwak itulah yang diambil untuk diproses lebih lanjut.
Banyak kalangan yang menyangsikan cara fermentasi sepeti ini. Namun, para peneliti riset di Kanada membuktikan, bahwa kandungan protein yang ada di perut Luwak, membuat biji kopi berfermentasi dan matang lebih sempurna. Sehingga, rasa yang dihasilkan jauh lebih enak dan padat dibandingkan kopi – kopi yang lain.
Pernah ada seorang peneliti dari Inggris dating jauh – jauh menelusuri pelosok jawa hanya untuk membuktikan kebenaran mitos kopi Luwak. Namun, hingga satu bulan lamanya ia berkeliling Jawa, tak seorang pun yang dapat menunjukkan keberadaan kopi Luwak tersebut. Sehingga ia mengatakan bahwa mitos kopi Luwak tersebut hanyalah kebohongan belaka “ it’s a big Scam “. Namun, seperti kata pepatah. Anjing menggonggong khafilah berlalu, Kopi Luwak sudah masuk ke dalam daftar kopi paling dinikmati dan paling dicari. Harganya di pasaran dunia melambung tinggi. 635 U.S dollar harus dikeluarkan untuk mendapatkan 1 kg kopi Luwak. Di Amerika sendiri, untuk mencicipi kopi Luwak, kita harus merogoh kocek sebesar 50 U.S dollar, bila di kurs ke rupiah, harganya berkisar kurang lebih 400 – 500 ribu rupiah. HANYA UNTUK SATU CANGKIR ! itu setara dengan harga 2 ribs Toni Romas, yang sepiringnya bernilai 200 ribu. Angka yang fantastis hanya untuk meneguk secangkir kopi.
Kopi fenomenal ini bahkan sempat menjadi topic hangat di Amerika, dan masuk dalam acara Oprah Winfrey Show. Acara Realiti show Amerika yang dipandu Oprah ini ditonton tak kurang dari 4 juta orang setiap harinya.
Rasanya, bila berbicara tentang kopi Luwak, orang sudah tak lagi bicara soal mitos. Mitos ataupun bukan, Kopi Luwak asal Indonesia ini sudah TERLANJUR go-internasional, dan menyandang gelar sebagai kopi termahal dan teraneh di dunia.
1 komentar:
huahahahahahahaaaaa ..
kopi luwak emang mahal tapi asalnya dari "ee" si musang.
asal jangan ngebayangin aja sambil minum.
pake foto dong ndri, foto pas musangnya lagi bikin kopi ..hhahaa ataup pas biji kopinya masih hangat-hangat keluar dari pencernaan si musang.
pasti oke nih bisa bayanginnya..
Posting Komentar