Kamis, 28 Mei 2009

Pulau Damar "Benteng Terujung di Ibu Pertiwi"


Tujuan pertama justru pulau terjauh, P. Damar atau juga dikenal sebagai P. Edam. Pulau ini terkenal dengan mercusuarnya yang berdiri megah dan menjadi penanda pulau ini. Perjalanan kesini dari dermaga Marina Ancol kurang lebih 30-40 menitan dgn speedboat. Dari dermaga kita jalan sedikit untuk mencapai lokasi mercusuar.

Pulau Edam atau Pulau Damar Besar, oleh orang Jakarta disebut juga sebagai Pulau Monyet merupakan salah satu pulau yang terletak digugusan kepulauan Seribu. Secara administratif pulau ini termasuk dalam wilayah kabupaten Kepulauan Seribu provinsi DKI Jakarta. Letaknya tidak jauh dari Tanjung Priok.

Pulau Damar adalah pulau yang sendiri di Timur Teluk Jakarta. Tidak ada akses untuk bisa ke pulau ini kecuali mencarter perahu kayu milik nelayan yang sering disewakan di Cilincing atau Kali Kresek dekat Pelabuhan Tanjung Priuk.

Pulaunya kecil, bisa dikelilingi kalau mau bersusah payah karena dikelilingi oleh hutan dengan aneka pepohonan khas pantai. Artinya harus bersusah payah melewati semak belukar dan berbasah-basahan untuk menemukan titik dimana kita memulai mengelilingi pulau.

Karena pulau ini tidak berpenghuni maka akses ke sana amat sulit dilakukan. Tetapi karena daya tarik yang seakan memanggil-manggil, maka luangkan diri untuk menyambangi pulau ini. Di pulau ini berdiri tegak sebuah mercusuar yang disebut Vast Licht, setinggi 65 meter. Mercusuar ini, menurut catatan sejarah, dibangun pada tahun 1879 atas izin Raja ZM Willem II.

Mercu Suar peninggalan Belanda yang masih kukuh berdiri sampai saat ini. Mercu suar ini terbuat dari plat besi yang digabungkan dengan menggunakan baut dan mur. Pada beberapa bagian nampak berkarat dan menimbulkan lubang menganga yang cukup seram jika terperosok.

Karena terbuat dari plat besi, kalau petir datang, kita bisa merasakan kejutannya. Walaupun dipasang penangkal petir, mercu suar ini masih sedikit mengantarkan listrik dari petir jadi rasa sedikit terkejut akan menjadi sensasi tersendiri. Minimal sudah merasakan bagaimana rasanya tersambar petir.

Ada tujuh belas lantai untuk mencapai puncaknya. Jangan dikira ringan, karena untuk menaikinya, nafas cukup dibuat senen kamis. tetapi begitu sampai diatas akan terlihat betapa indahnya perairan di sekitar Pulau Damar. Hutannyapun lebat terlihat dari atas. Nampak jelas beda dan kedalaman perairan di depan kita.

Mercu suar ini harusnya dijaga sedemikian rupa sehingga terhindar dari kerusakan. Bayangkan saja, mercu suar ini sudah berdiri tahun 1879. Bahkan bangunan-bangunan lainnya yang melengkapi mercu suar seperti bunker, benteng dan kompleks perumahan peninggalan Belanda di sia-siakan begitu saja. Bangunan tersebut sudah sedemikian parahnya sehingga nyaris tidak menimbulkan kesan yang mendalam. Padahal bangsa yang besar lahir karena menghargai sejarahnya. Nyatanya ?

Di Pulau ini juga terdapat kuburan kramat jadi jangan heran kalau malam Jum'at banyak pengunjung yang menziarahi makam tersebut. Bahkan team uka-uka pernah menguji nyali orang-orang berani, yang suka keluyuran malam-malam melihat dunia gaib dan sejenisnya. Entah siapa yang dikuburkan di sana

Kalau ada yang berminat berkunjung ke Pulau Damar, silahkan saja. Banyak yang menarik di sana. Minimal, kita akan mengetahui bahwa menjadi petugas penjaga mercu suar sungguh tidak enak. Gajinya kecil dan harus tinggal selama enam bulan. Kalau saya tentu akan kabur dan memilih daratan sebagai tempat pelarian. Mana betah tinggal sendirian.

Terimakasih untuk SUKU IDIOT for Inspiration!!

Tidak ada komentar:

Banner.... Blog.... Blog.... Blog.... ~.O